Semangat yang tinggi tampak terlihat jelas pada raut wajah Seluruh personil Taman Nasional Way kambas, karena pada Hari itu Sabtu tanggal 8 Juli 2017 Direktur Jenderal Konservasi Alam Sumber Daya Alam dan Ekositem (Dirjen KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bapak Ir. Wiratno, MSc karena akan melakukan kunjungan kerja ke TNWK. Walaupun Kedatangan beliau di jadwalkan sekitar pukul 17.Wib tetapi Sejak siang hari sekira pukul 11.00 Iring ringan Kendaraan sudah terlihat untuk menjemput Bapak Wiratno di Bandara Radin Inten. Senyum Lebar langsung tampak ketika beliau disambut langsung oleh bapak Subakir,S.H, M.H Kepala Balai TN Way Kambas beserta jajarannya.
Agenda kunjungan kerja Bapak Ir. Wiratno, MSc di TN Way Kambas dimulai dengan pertemuan bersama seluruh Pegawai Negeri Sipil TN Way Kambas dalam rangka Halal Bihalal Idul Fitri 2017 serta Pembinaan Pegawai TNWK. Kegiatan tersebut juga di hadiri oleh seluruh Personil Yayasan Badak Indonesia (YABI) untuk Sosialisasi Perluasan Area Suaka Rhino Sumatera. Pukul 22.00 Wib Acara dimulai dengan paparan dari Kepala Balai TNWK Bapak Subakir, SH, MH yang membahas tentang sekilas TNWK juga beberapa Matriks Kinerja way kambas, kemudian dilanjutkan Sosialisasi Perluasan SRS oleh Direktur Eksekutif YABI Bapak Drs. Widodo S. Ramono dan acara inti yaitu Pembinaan Pegawai oleh Dirjen KSDAE Bapak Ir. Wiratno MSc.
Walaupun acara dimulai sudah larut malam, tetapi berkat beberapa statemen tegas dari Bapak Ir. Wiratno, MSc membuat kami bersemangat, “Tidak ada yang boleh bermain-main dengan tugas sebagai rimbawan, tidak terkecuali Direktur yang nakal atau Kepala Balai Yang Nakal akan Saya Tindak Tegas..!” kalimat tersebut langsung mengundang riuh tepuk tangan dan peserta yang hadir.
Pada kesempatan tersebut beliau juga mengingatkan kita akan nilai penting dan tugas mulia yang diemban oleh kita sebagai “tamu di bumi karena sejatinya Bumi telah di ciptakan terlebih dahulu sebelum kita di Ciptakan” salah satunya tentu dengan menjaga dan menyelamatkan ekosistem hutan dan isinya.
Sebagai abdi Negara kita semua tahu, Betapa pentingnya rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan di dalam menjalankan tugas mulia ini, Beliau juga menyampaikan perlunya dibangun rasa saling percaya, keterbukaan, serta komunikasi yang aktif, Dan pada kesempatan itu juga Bapak Dirjen KSDAE langsung meminta bergabung kedalam Group WhatsApp TN Way Kambas agar bisa memantau dan berkomunikasi langsung dengan seluruh personil Way Kambas. Pada akhir acara, Kami semua menyempatkan untuk beramah tamah serta photo bersama, Semoga wajah Ceria seluruh personil way kambas tak akan pernah surut, dan terus bersemangat untuk keberhasilan Taman Nasional Way Kambas. Amin.
Keesokan harinya Minggu 9 Juli 2017 Agenda kegiatan di lanjutkan dengan Tinjauan kelokasi Suaka Rhino Sumatera, Pukul 7.30 Wib dengan berjalan kaki Bapak Ir. Wiratno, MSc beserta rombongan menelusuri jalan di area kandang Badak Harapan, kemudian dilanjutkan ke kandang Delilah dan Ratu juga melihat area perluasan Srs, Beliau mengucapkan puji syukur dan berterimakasih atas keberhasilan perkembangbiakan badak sumatera di SRS.
Pukul 08.30 Setelah kunjungan di Suaka Rhino Sumatera kini giliran Pusat Konservasi Gajah (PKG) yang mendapat perhatian Bapak Ir. Wiratno, MSc, (Dirjen KSDAE Kementerian LHK) bersama rombongan di TN Way Kambas.
Rumah Sakit Gajah (RSG) Prof. Dr. Ir. H. Rubini Atmawidjaya, yang merupakan rumah sakit gajah pertama di Indonesia bahkan Asia Tenggara ini, didirikan dari sumber dana hibah lembaga konservasi dunia Australian Zoo bersama Taman Safari Indonesia. Sejak didirikan tahun 2012 hingga sekarang RSG sudah dapat melayani satwa-satwa khususnya gajah yang sakit, korban bencana atau konflik. Pada kunjungan kali ini Dirjen KSDAE berkesempatan melihat langsung fasilitas dan sarana prasarana yang ada. Dijelaskan oleh drh. Dedi Candra bahwa untuk penanganan gajah sakit, RSG Rubini Atmawijaya secara umum sudah mampu dan baik, kendala yang ada adalah sulitnya pengadaan obat-obatan untuk satwa khususnya di Indonesia, karena sebagian obat-obatan harus membeli dari luar negeri, seperti dari Australia dan India.
Selain meninjau RSG, Koordinator Pusat Konservasi Gajah TN Way Kambas Ibu Elisabeth Devi Krismurniati, SSi, ME, mengajak Dirjen KSDAE dan rombongan menengok perawatan anak gajah korban jerat sehingga putus belalainya, yang diberi nama Erin dan anak gajah Nunik yang lahir di Pusat Konservasi Gajah TN Way Kambas pada tanggal 27 Mei 2017 dari induk bernama Pleno (37 Tahun) dan nama Nunik adalah pemberian dari Bupati Lampung Timur.
Setelah melihat langsung Pusat Konservasi Gajah TN Way Kambas, Dirjen KSDAE berpesan agar menjadi perhatian kita semua adalah hal-hal yang berkaitan dengan kebersihan, fasilitas, gedung, pelayanan pengunjung untuk lebih ditingkatkan lagi, sehingga lokasi konservasi gajah pertama di Indonesia ini dapat menjadi contoh keberhasilan upaya konservasi gajah dan kegiatan wisata khusus di Indonesia.