
Tim Patroli Berbasis Smart
Sebagai kawasan konservasi terbesar kedua di Provinsi Lampung, Taman Nasional Way Kambas dalam perjalanannya melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistemnya tidak terlepas dari berbagai ancaman. Ancaman di dalam kawasan seperti perburuan dan perdagangan satwa, perambahan dan alih fungsi hutan, penebangan liar, dan kebakaran yang hampir seluruhnya disebabkan oleh manusia menjadi tantangan besar dalam pengelolaan di TNWK. Ditambah dengan kondisi TNWK yang berbatasan langsung dengan pemukiman yang memudahkan akses para pelaku ilegal untuk masuk ke dalam kawasan. Oleh karena itu, dalam rangka mengurangi ancaman-ancaman tersebut, kegiatan patroli pengamanan dan penegakan hukum di dalam kawasan TNWK menjadi sangat penting.
Mengingat vitalnya kegiatan pengamanan hutan, telah dikembangkan sebuah aplikasi yang membantu pihak pengelola dalam menjaga dan mengelola kawasan konservasi. Aplikasi tersebut dikenal luas dengan nama SMART.
Spatial Monitoring and Reporting Tool (SMART) merupakan aplikasi yang dikembangkan untuk mengukur, mengevaluasi, dan meningkatkan efektivitas monitoring dan upaya konservasi berbasis lokasi. SMART dilengkapi dengan perangkat untuk merencanakan, mendokumentasi, menganalisis, melaporkan, dan mengelola, tidak hanya data patroli (data ancaman), tetapi juga data lainnya seperti keanekaragaman hayati, konflik manusia-satwa liar, hingga penyuluhan dan sosialisasi. Keunggulan dari SMART adalah kemampuannya untuk menyatukan kekuatan informasi dari berbagai sumber data, sebagai contoh gabungan informasi keberadaan satwa kunci dan ancaman perburuan, untuk mengarahkan sumber daya yang dimiliki kepada wilayah-wilayah yang paling terancam. Dalam tahap yang lebih lanjut, SMART dapat membantu pengelola kawasan untuk membuat rencana pengelolaan yang lebih baik serta mengevaluasi dan mengimplementasikan aksi konservasi.
Berbekal pengalaman berhasilnya implementasi SMART di Taman Nasional Gunung Leuser dan Bukit Barisan Selatan, pada awal tahun 2016 WCS-IP menginisiasi pembentukan dua tim patroli SMART di TNWK. Keberadaan tim patroli SMART ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan tim patroli yang sudah ada sebelumnya, hanya pendataan temuan (ancaman, satwa liar, dan sebagainya), input dan analisis data, hingga pembuatan laporannya yang berbasiskan SMART.
Patroli berbasis SMART oleh tim TNWK dan WCS-IP telah dilakukan efektif sejak bulan April. Komposisi tim patroli SMART secara umum adalah 4-5 orang yang terdiri dari satu polhut TNWK sebagai ketua tim, satu staf WCS-IP sebagai pendamping, dan 2-3 anggota tim yang berasal dari polhut dan MMP TNWK. Hingga pertengahan bulan Juli ini, tim telah melakukan total 10 patroli di sembilan resort TNWK, tersisa tiga resort lagi. Dalam pelaksanaan patroli, tim menemukan berbagai temuan ancaman dengan perburuan (jerat satwa, bangkai satwa hasil perburuan, dan suara tembakan pemburu) dan akses jalan sebagai dua temuan yang paling sering dijumpai. Selain ancaman, tim juga mencatat temuan satwa dan tandanya terutama fokus pada lima mamalia besar khas Way Kambas yaitu harimau, badak, gajah, beruang, dan tapir.
Temuan alat jerat dan mata tombak yang digunakan untuk memburu rusa. Tidak jauh dari lokasi juga ditemukan bekas bangkai rusa yang telah membusuk akibat terjerat. Seluruh temuan jerat dimusnahkan dan beberapa jerat diamankan sebagai barang bukti.
Ke depannya, WCS-IP akan terus mendorong terlaksananya kegiatan patroli berbasiskan SMART di TNWK. Melalui hasil patroli SMART, pihak TNWK akan memiliki data terukur mengenai tingkat ancaman dan potensi satwa di setiap resort yang dapat menjadi dasar untuk pengambilan strategi pengelolaan sebuah kawasan. Dan nantinya pihak TNWK dapat mengimplementasikan SMART secara mandiri, mulai dari merencanakan dan menjalankan patroli hingga pengambilan keputusan yang berbasiskan hasil analisa SMART.