
Permasalahan Hidrologi
Taman Nasional Way Kambas (TNWK) adalah kawasan yang menjadi kebanggaan masyarakat Lampung, Indonesia dan Dunia. Namun demikian, kawasan ini menghadapi ancaman terhadap keberlangsungan ekosistemnya karena lanskapnya yang berada pada dataran yang paling rendah “low land” dibandingkan dengan lahan di sekitarnya. Dampak yang diakibatkan oleh ancaman ini tidak bersifat langsung tetapi secara perlahan yang sifatnya latent.
Sistem hirologis utama kawasan Taman Nasional Way Kambas dapat dikelompokkan menjadi tiga sungai utama yaitu Way Pegadungan, Way Kambas dan Way Penet (BTNWK, 2010). Sebagai akibat dari posisi geografis tersebut menimbulkan konsekuensi bahwa Taman Nasional Way Kambas menjadi tempat melintasnya berbagai material yang dibawa air mengalir dari wilayah yang berada diatasnya. Berbagai aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, dan pertanian yang berasal dari daerah diatasnya akan menghasilkan limbah yang memberi sumbangan pada penurunan kualitas air sungai di Taman Nasional Way Kambas. Padahal, air di lokasi kawasan Taman Nasional Way Kambas menjadi sangat vital karena banyak habitat satwa liar yang menjadikan air sebagai sumber kehidupannya.
Potensi ancaman ekologis
Tidak bisa dipungkiri bahwa jumlah penduduk daerah penyangga semakin meningkat, demikian juga bentuk kegiatan pemanfaatan lahan juga semakin beragam dan intensif. Hulu sungai Way Kambas yang aliran sungainya melintasi kawasan taman nasional berasal dari luar kawasan hutan dengan penggunaan lahan sebagai kawasan budidaya, seperti perkebunan, peternakan, pemukiman penduduk, industri dan pemukiman penduduk. Penggunaan pupuk anorganik yang mengandung amonia dan pospat dan bahan lainnya, penggunaan pestisida yang berlebihan, dan limbah industri pabrik tapioca, serta limbah peternakan. Aktivitas tersebut memberikan pengaruh bagi kawasan karena penggunaan bahan yang dapat mencemari lingkungan air.
Dengan semakin intensifnya pemanfaatan kawasan budidaya yang cenderung mengabaikan prinsip-prinsip keselamatan terhadap lingkungan ditengarai semakin meningkat. Pada umumnya, dalam jangka pendek dampak terhadap satwa dari pencemaran tidak langsung diketahui seperti halnya perburuan liar atau kebakaran hutan, akibat pencemaran biasanya bersifat jangka panjang, dengan demikian secara ekologis kawasan TNWK secara nyata menghadapi ancaman pencemaran lingkungan. Pada tahun 2014 dan 2015 yang lalu, PEH Balai TN Way Kambas melakukan penelitian tentang kandungan air sungai Way Batin dan Way Kapuk karena sebelumnya telah ditemukan ikan mati dalam jumlah yang cukup besar. Setelah dilakukan penelitian tentang kualitas air sungainya ditemukan bahwa kandungan bahan kimia seperti BO, BOD dan COD serta bahan kimia lainnya cukup tinggi seperti sianida dan amoniak. Hal tersebut menunjukkan bahwa ancaman pencemaran yang berasal dari kawasan budidaya dapat mengancam setiap saat dan dapat membahayakan lingkungan dan satwa yang menghuni.
Upaya yang harus dilakukan dalam permasalahan hidrologi
Melihat potensi ancaman ekologis karena aktivitas manusia yang berada dari luar kawasan hutan, perlu dilakukan pemantauan kualitas air sungai di Taman Nasional Way Kambas. Pemangku wilayah secara periodik harus melakukan pemantauan terhadap kualitas aliran air sungai yang ada di Taman Nasional Way Kambas. Bahwa air sungai yang masuk kedalam kawasan seharusnya dipastikan aman dari kandungan bahan atau zat yang membahayakan satwa atau makhluk hidup sehingga dapat dimanfaatkan secara langsung. Pemantauan ini dilakukan untuk mengantisipasi lebih dini adanya ancaman pencemaran lingkungan. Pemantauan secara periodik minimal 12 kali dalam setahun. Selain itu, agar pemantauan dapat dilaksanakan secara akurat cepat diperlukan peralatan lapangan yang memadai seperti pengukur suhu, pH, salinitas, DO, BOD, COD dan lain-lain.
Selain itu, melakukan penyuluhan terhadap masyarakat sekitar dan kelompok pengguna kawasan budidaya yang lain. Sumber pencemaran yang paling utama sungai Way Kambas berasal dari aktivitas manusia. Resiko dan ancaman pencemaran perairan sungai Way Kambas semakin tinggi seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan pemanfaatan lahan secara intensif. Dengan demikian sangat penting untuk secara terus-menerus memberikan informasi kepada masyarakat sekitar perihal praktek-praktek penggunaan lahan yang ramah lingkungan, sosialisasi peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan kehutanan.
Bergabungnya kementerian kehutanan dan lingkungan hidup dalam satu atap otoritas telah membuat upaya pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan akan semakin terintegrasi. Dengan demikian penanganan gangguan lingkungan yang berpotensi mengganggu ekosistem hutan akan lebih mudah ditangani. Oleh karena itu, otoritas ini harus lebih bisa menekan dan mendorong pabrik yang berdiri di sekitar sungai yang alirannya memasuki kawasan hutan untuk membangun instalasi pengolahan air limbah yang representative dan dipasikan tingkat keamanannya sehingga setelah dilepas ke perairan tidak ada satwa yang terancam.
Akuisisi Kawasan Budidaya
Dalam jangka panjang tingkat gangguan yang dihadapi oleh ekosistem kawasan TNWK dipastikan semakin berat. Ancaman menurunnya kualitas lingkungan TNWK akibat pencemaran dapat diminimalisir apabila unsur pencemaran dapat dihilangkan dari wilayah yang berada diatasnya. Salah satu alternatif dalam jangka panjang adalah dengan melakukan perluasan kawasan TNWK khususnya memasukkan kawasan yang menjadi hulu bagi sungai-sungai yang melintasi kawasan menjadi bagian Taman Nasional Way Kambas. Mengakuisisi kawasan yang berada disekitarnya dengan kondisi lahan sudah menjadi lahan budidaya tentu saja tidak mudah dan murah karena melibatkan banyak kepentingan.
Pada akhirnya, bahwa melestarikan ekosistem waykambas dengan segala isinya yang terkandung didalamnya dihadapkan pada tantangan yang sangat berat. Kemauan Pemerintah baik Pusat dan Daerah dan juga kerelaan masyarakat untuk berpartisipasi aktif demi kelestarian ekosistem way kambas sebagai aset dunia menjadi kunci keberhasilan pelestarian Taman Nasional Way Kambas.
Ditulis Oleh : Itno Itoyo