WCS adalah singkatan dari Wildlife Conservation Society yaitu suatu lembaga penelitian Internasional yang bermarkas di New York, didirikan di New York pada tanggal 26 April 1895 dengan nama “The New York Zoological Society.
Yayasan ini memulai kegiatannya dengan tujuan yaitu pendidikan masyarakat, penelitian zoology dan perlindungan satwa liar. WCS telah bekerja di 53 negara yang tersebar di Afrika, Asia, Amerika latin dan Amerika utara untuk melindungi hutan rimba yang merupakan rumah bagi jutaan spesies mulai dari kupu-kupu hingga harimau dan gajah. WCS telah bekerja di Indonesia sejak tahun 1965 dan membuka kantor pada tahun 1991 dengan nama WCS Indonesia Program. Dengan lebih dari 100 peneliti dan staf lapangan yang bekerja di seluruh Indonesia. WCS memiliki staf lapangan terbesar dari seluruh organisasi Internasional yang bekerja di Indonesia.
Lokasi kegiatan WCS.IP untuk Sumatra yaitu Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Taman Nasional Way Kambas, kemudian WCS juga mempunyai lokasi penelitian di Kepulauan seribu, pulau Sumba Nusa Tenggara, dan Sulawesi, untuk pulau Sulawesi WCS melakukan kegiatan hampir di seluruh kawasan konservasi yang ada di sulawesi yaitu: Cagar Alam Tangkoko Duasudara, Suaka Margasatwa Manembonembo, Cagar Alam Gunung Ambang, Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Cagar Alam Panua, Cagar Alam Gunung Tinombala, Cagar Alam Gunung Sojol, Taman Nasional Lore Lindu, Cagar Alam Tanjung Api, Cagar Alam Morowali, Suaka Margasatwa Bakiriang, Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, Suaka Margasatwa Tanjung Peropa, Suaka Margasatwa Tanjung Batikolo, Taman Wisata Alam Mangolo, Cagar Alam Bulusaraung dan Suaka Margasatwa Komara.
Untuk kegiatan di Taman Nasional Way Kambas, WCS IP memulai kegiatannya sejak tahun 1999 dengan Proyek Konservasi Gajah Sumatera Elephas maximus sumatranus, Penelitian Siamang Symphalangus syndactylus, Penelitian burung Rangkong.
WCS memulai kegiatan penanganan konflik antara gajah dan manusia Human elephant conflict sejak tahun 2002 dengan menginisiasi pembentukan Crop Protection Unit yaitu unit perlindungan tanaman dan Respon Unit bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Way Kambas, Yayasan Watala dan Masyarakat lokal di sekitar kawasan. Kegiatan WCS yang masih berlangsung di TNWK hingga saat ini yaitu mengatasi konflik gajah dan manusia serta penyadartahuan masyarakat tentang pentingnya keanekaragamanhayati.